Senin, 04 April 2011

Tsunami

BAB I
PENDAHULUAN
Tsunami (bahasa Jepang:; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi,gempa laut, gunung berapi meletus, hantaman meteor di laut, pergerakan besar di atas dan di bawah air, ledakan di bawah air, pergeseran lempeng kulit bumi,pengujian bom nuklir. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

BAB II
TSUNAMI
A Istilah Tsunami
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Jepang mencatat setidaknya 195 tsunami telah terjadi. Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteotsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.

B Penyebab Tsunami
Tsunami terjadi jika ada gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
1. Gempa yang dapat menimbulkan peluang tsunami:
• Gempa dengan Episentrum di dasar laut.
• Kekuatan gempa min. 6,5 SR.
• Gempa dangkal.
• Wilayah gempa relatif luas.
• Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
Gempa bumi adalah suatu fenomena alam yang umum. Rata-rata setiap hari di atas bumi ada gempa bumi, dan rata-rata terjadi 5 juta kali setiap tahun, di antaranya gempa bumi yang terasa kurang lebih 50.000 kali, sedang gempa keras di atas 7 pada skala richter rata-rata kurang dari 20 kali. Gempa bumi desktruktif yang kuat dalam waktu singkat dapat merobohkan rumah, menghancurkan jembatan, waduk dan bangunan, yang secara langsung menimbulkan bencana hebat pada manusia. Bahkan dapat mengakibatkan bencana banjir, kebakaran, Tsunami, zat beracun dan dan bencana sekunder lainnya. Karena itu digolongkan dalam urutan ke-3. Gerakan vertikal pada kerak bumi, mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, sehingga terjadi aliran energi air laut ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Tenaga yang ditimbulkan setiap tsunami adalah tetap, baik ketinggiannya maupun kelajuannya. sehingga apabila gelombang menghantam pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi dan hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut saat melintasi air dalam.
2. Tornado
Angin Tornado adalah suatu angin pusaran kuat skala menengah dari kumpulan arus kuat awan gelap yang merentang ke permukaan bumi. Saat muncul angin Tornado, kerap disertai dengan satu atau beberapa pilar awan berbentuk corong seperti “belalai gajah” dari dasar awan dan menjulur ke bawah, dengan disertai badai angin dan hujan, petir atau rambun (batu es). Jika Tornado melewati permukaan air, ia dapat menarik air ke atas, dan membentuk tiang air, berdekatan dengan awan. Jika melewati daratan, kerap akan merobohkan rumah, menumbangkan tiang listrik, bahkan menarik manusia, ternak atau benda-benda lain ke dalam pusarannya dan dibawa ketempat lain.
Angin Tornado kerap terjadi pada saat hujan disertai petir di musim panas, dan sebagian besar muncul pada sore hari hingga menjelang malam, skala terjangannya kecil, diameter Tornado umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter. Waktu berlangsungnya Tornado biasanya hanya beberapa menit, paling lama juga tidak lebih dari beberapa jam. Terjangan anginnya sangat kuat, kecepatan angin di sekitar pusat dapat mencapai 100-200 meter/jam. Daya perusaknya sangat kuat, tempat yang dilalui angin Tornado, kerap akan membuat pohon-pohon yang dilaluinya tercabut dari akarnya, menjungkir balikan mobil, menghancurkan bangunan dan sebagainya, terkadang menarik pergi manusia.
Secara umum, angin Tornado merupakan suatu Siklon (pusaran angin). Saat ia mengadakan kontak dengan permukaan bumi, diameternya berlainan dari beberapa meter hingga 1 km, namun rata-rata berkisar ratusan meter. Jangkauan dampak yang diakibatkannya, dari beberapa meter hingga puluhan kilometer bahkan ratusan kilometer, tempat yang dilaluinya akan menyapu segala macam benda. Di atas samudera, terutama di daerah tropis, jika muncul pemandangan serupa disebut Tornado laut.
Sebagian besar Tornado di belahan bumi utara berpusar berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan berpusar searah jarum jam. Mekanisme yang persis terjadinya Tornado saat ini masih dalam penelitian, umumnya mengganggap berhubungan dengan aktivitas atmosfer. Sejak dari abad ke 19, ketepatan ramalan cuaca meningkat drastis, radar cuaca dapat memprediksi angin Tornado, Thypoon (Taufan) dan berbagai badai perusak lainnya. Meski angin Tornado merupakan angin dengan kecepatan angin tertinggi dan perusak terkuat, namun karena jangkauan perusaknya terbatas, maka hanya digolongkan dalam urutan terakhir.
3. Thypoon (Taufan)
Sistem siklon (pusaran angin) daerah tropis yang agak kuat yang terjadi di perairan laut selatan dan Samudera Pasifik barat, disebut Thypoon. Pada 1989 silam, World Meteorological Organization (WMO) menetapkan, bahwa menurut ukuran rata-rata kekuatan angin terkuat di sekitar pusat pusaran angin daerah tropis, pusaran angin daerah tropis dibagi 4 kategori yaitu tekanan rendah tropis, badai angin tropis, badai angin tropis kuat dan Taufan atau Thypoon. Pusaran angin tropis dengan kekuatan angin di bawah 8 tingkat disebut tekanan rendah tropis, 8-9 tingkat disebut badai angin tropis, 10-11 tingkat disebut badai angin tropis kuat, 12 atau di atas 12 tingkat disebut Taufan. Pusaran angin tropis dengan kekuatan angin 12 tingkat atau di atas 12 tingkat di sekitar pusat Australia, samudera pasifik timur, samudera atlantik disebut Thypoon.
Ditinjau dari kejadian rata-rata bertahun-tahun, Thypoon di belahan bumi utara sebagian besar terjadi pada Juli-Oktober, terutama awal Agustus, September paling sering terjadi Thypoon. Namun tahun yang tidak sama bisa berselisih cukup besar. Meski daya perusak Thypoon tidak sehebat Tornado, namun karena dampaknya luas, maka ia digolongkan dalam urutan ke-4.
4. Tsunami karena Ledakan Nuklir di Lautan
Ledakan nuklir di permukaan bumi dengan energi W (dalam kiloton) mampu menghasilkan fireball dengan diameter maksimum D (dalam meter) dinyatakan oleh (Walker, 1999) : D = 88,392 W^0,4
Fireball tidak menghilang begitu saja, karena begitu diameter maksimumnya tercapai ia segera membumbung naik dan berkembang melebar membentuk awan khas yang populer sebagai awan cendawan raksasa (mushroom clouds). Awan cendawan tersusun oleh 2 bagian : ‘cendawan’, yang puncaknya bisa menjangkau ketinggian 50 km dan ‘tangkai’ (stem), kolom awan kecil berbentuk tiang yang menopang cendawan. Secara umum rasio antara diameter ‘cendawan’ dan diameter ‘tangkai’ bernilai 10 : 1.
Untuk titik ledak di dasar laut, berdasarkan pengalaman detonasi Baker (Operation of Crossroads, 24 Juli 1946), begitu fireball berhasil menjangkau permukaan laut, gelombang kejut yang dibentuknya menyebabkan penurunan tekanan udara setempat hingga memicu kondensasi uap air secara spontan yang membentuk awan bulat mirip gumpalan kapas, disebut awan Wilson. Awan Wilson kemudian membumbung naik bersama muncratan air laut, sampah nuklir dan hamburan endapan dasar laut untuk membentuk awan cendawan raksasa, namun dengan bentuk khas dimana bagian puncaknya berbentuk irregular. Sehingga awan cendawan produk ledakan nuklir dasar laut ini lebih dikenal sebagai awan bunga kol (cauliflower clouds).
5. Tsunami karena Gunung Api meletus
Tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gunung berapi bukan gunung yang menyemburkan “api”, yang disemburkannya adalah suatu zat kental bersuhu tinggi, dan zat ini disebut magma (lahar). Saat gunung berapi meletus, pemandangan akan tampak sangat menakjubkan. Karena suhunya yang tinggi, dan mendapat tekanan kuat dari kerak bumi, karena itu, jika bertemu dengan daerah yang agak tipis dan bercelah, maka laharnya akan meluncur ke permukaan dengan deras.
Terjadinya gunung berapi adalah di bawah permukaan bumi, daerah yang semakin dalam, maka suhunya juga akan semakin tinggi, di kedalaman sekitar 20 mil, tingginya suhu cukup melumerkan sebagian besar batuan. Saat batuan lumer akan mengembang dan perlu ruang yang lebih luas. Materi yang dilumerkan oleh suhu tinggi ini akan naik menelusuri celah. Saat tekanan lahar lebih besar dari tekanan batuan di permukaannya, akan meletus dan membentuk sebuah gunung berapi.
Ketika gunung berapi meletus, akan diiringi dengan gemuruh yang menggetarkan bumi, batu-batuan beterbangan, dan lahar yang bukan main panasnya menyembur deras dari bawah tanah, menelan segala yang benda di sekelilingnya, dan dalam sekejab mata, sekitar puluhan mil lingkungan tersebut diselimuti dalam sehamparan kabut tebal. Bahkan terkadang, karena letusan gunung berapi, dapat membuat tanah datar dalam sekejab membentuk sebuah gunung besar yang menjulang tinggi, seperti pembentukan gunung Kilimanjaro di dekat khatulistiwa dan gunung ke tuo pa ke xi. Terkadang, bisa juga dalam sekejab menelan segenap desa dan kota kabupaten, seperti kota Longbei misalnya.
Letusan gunung berapi yang keras bukan saja dapat menghancurkan kota kabupaten, bahkan bisa mengubah sebagian besar atau bahkan iklim sedunia. Karena itu, gunung berapi digolongkan dalam urutan pertama dan memang pantas mendapat sebutan penghancur ekstrem.
6. Tsunami karena tanah longsor
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
7. Tsunami karena hantaman meteor
Benda kosmis atau meteor yang jatuh jika ukuran meteor cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

C.Tanda-tanda Datangnya Tsunami
Beberapa tanda-tanda datangnya tsunami, yaitu:
1. Air laut yang surut secara tiba-tiba.
2. Bau asin yang sangat menyengat.
3. Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangat keras.
Tsunami terjadi jika :
1. Gempa besar dengan kekuatan gempa > 6.3 SR
2. Lokasi pusat gempa di laut
3. Kedalaman dangkal < 40 Km
4. Terjadi deformasi vertikal dasar laut
D Daerah Potensi tsunami di Indonesia
Daerah potensi tsunami adalah daerah bahaya tsunami pada berdasarkan peristiwa tsunami yang pernah terjadi. Data dasar yang dipakai adalah ketinggian “run up” (limpasan gelombang tsunami di pantai) yg terukur di lapangan. Ketinggian diukur dengan titik dasar pada garis pantai. “run up” dikelompokan menjadi 3 yaitu tidak bahaya, dengan tinggi run up 0-2m; bahaya dengan tinggi run up 2-5; sangat bahaya dengan tinggi run up lebih dari 5m

E Daerah Rawan Tsunami
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap tsunami, terutama kepulauan yang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng, antara lain Barat Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Utara Papua, Sulawesi dan Maluku, serta Timur Kalimantan. Tsunami di Indonesia pada umumnya adalah tsunami lokal, dimana waktu antara terjadinya gempa bumi dan datangnya gelombang tsunami antara 20 sampai 30 menit
Daerah rawan tsunami menggambarkan pantai-pantai di Indonesia yang rawan terhadap bahaya tsunami. Kerawanan terhadap tsunami disusun berdasarkan peta tektonik Indonesia, dimana zona-zona subduksi dan zona busur dalam (back arc thrust) merupakan sumber gempa bumi dangkal di laut. Dengan demikian pantai yang menghadap kedua kondisi tektonik tersebut merupakan pantai yang rawan tsunami.

F Sistem Peringatan Dini
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.

G Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.

H Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia).



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan saran
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Jika tsunami datang jangan panik. Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya. Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi. Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3). Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa.
Yang dilakukan sesudah tsunami yaitu ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat satu-persatu. Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman. Hindari instalasi listrik. Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi Jalinlah komunikasi dan kerja sama degan warga sekitar. Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar